Pengetahuan Tentang Batik dan Batik Jepara

Pengetahuan sejarah Batik Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau dan beragam suku yang berbeda-beda, memiliki tradisi dan juga kebudayaan yang berbeda-beda pada setiap daerahnya.

Hal ini lah yang kemudian mempengaruhi keberagaman warisan kebudayaan. Warisan kebudayaan tersebut teramat penting untuk dilestarikan keberadaannya, sehingga warisan kebudayaan yang telah membesarkan nama Indonesia di kancah Internasional tersebut tidak mengalami
kepunahan di makan zaman.Salah satu warisan budaya yang juga menjadi identitas bangsa adalah batik.

Makna dan Sejarah Batik Indonesia


Batik merupakan salah satu warisan budaya leluhur yang wajib dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Batik sendiri telah hidup dan berkembang sejak berabad-abad lamanya dan diyakini telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit secara turun temurun, pada zaman dahulu batik berkembang pesat khususnya di wilayah Jawa, yaitu bermula dari kerajaan-kerajaan di Surakarta dan Yogyakarta.

Membatik merupakan tradisi yang dilakukan secara turun temurun, sehingga suatu motif akan dapat dikenali dari keluarga mana yang membuatnya. Beberapa motif batik juga memiliki arti atau makna simbolis dan penuh dengan nilai spiritual, salah satunya yaitu motif parang dan motif kawung.

Batik Era Modern


Batik pada saat ini sangat digandrungi oleh masyarakat luas, baik dalam maupun luar negeri. Keindahan batik dapat menarik dan memikat orang-orang yang melihat bahkan memakainya, daya tarik tersebut lahir baik dalam segi motif atau desain, pewarnaan maupun makna simbolisnya. Motif merupakan salah satu daya tarik yang tidak dapat dilepaskan dari proses pembuatan batik. Pembuatan motif sendiri melambangkan ciri khas tiap daerah masing-masing.

Motif-motif yang berkembang di Indonesia pada zaman dahulu antara lain: motif geometris, motif non geometris, motif flora dan fauna, motif manusia. Seiring berjalannya waktu pembuatan motif-motif tersebut juga mengalami perkembangan maupun stilasi.

Gambar stilasi dibuat dengan cara menggubah yaitu dengan menyederhanakan bentuk aslinya menjadi bentuk gambar lain yang dikehendaki
(Soepratno,1983: 11). Proses stilasi tersebut terjadi karena pengaruh kebudayaan luar yang masuk ke Indonesia, misalnya masuknya perdagangan Cina, dan India atau gujarat yang banyak sekali mempengaruhi kebudayaan dan seni yang ada di Indonesia.

Pengakuan Batik Oleh UNESCO


Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang tidak diragukan lagi keasliannya, terbukti dengan penghargaan batik sebagai salah satu warisan budaya dunia yang dihasilkan bangsa Indonesia oleh UNESCO pada tanggal 28 September 2009.

Pengakuan serta penghargaan itu disampaikan secara resmi oleh United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO) dan penghargaan resmi pada 2 Oktober di Abu Dhabi. Pengakuan UNESCO batik itu diberikan terutama karena penilaian terhadap keragaman motif batik yang penuh makna filosofi mendalam. Di samping itu pemerintah dan rakyat Indonesia juga dinilai telah melakukan berbagai langkah nyata untuk lindungi dan melestarikan warisan budaya itu secara turun menurun.

Daftar Kota Daerah Penghasil Batik


Dengan sudah ditetapkannya batik sebagai warisan budaya asli Indonesia oleh UNESCO, batik telah mendarah daging pada masyarakat Indonesia, salah satu langkah nyata yang dilakukan untuk melestarikan batik yaitu dengan banyak berdiri dan berkembangnya batik keberbagai daerah seperti misalnya Jambi, Kalimantan, Papua, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan masih banyak lagi daerah penghasil kerajinan batik. Dari sekian banyak daerah penghasil batik yang ada di Indonesia, Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang banyak memiliki sentra industri batik yang tersebar di berbagai daerah. Daerah-daerah tersebut antara lain Solo, Pekalongan, Magelang, Pati, Kudus, Salatiga, Kebumen, Tegal, Ponorogo, Banyumas, Lasem, Wonogiri, Pemalang, Semarang, Sragen, Blora dan Cilacap.

Perkembangan Industri Batik Jepara


0

Selain daerah-daerah yang sudah mendapat nama di hati penikmatnya tersebut, Jawa Tengah juga masih memiliki daerah penghasil batik
yang ikut meramaikan dan merebut hati pecinta batik, yaitu Jepara.

Jepara merupakan kota kecil yang berada di pantai Utara Jawa, berada di sebelah timur laut kota Semarang, dan tidak jauh dari Gunung Muria. Kota ini lebih dikenal dengan sebutan kota ukir, karena sebagaian besar penduduknya bekerja sebagai perajin kayu. Bahkan seni ukir diyakini oleh masyarakat merupakan salah satu “nafas kehidupan”.

Keahlian mengukir kayu dipelopori oleh R.A Kartini dan kemudian dilakukan secara turun-temurun. Ragam hias yang diciptakan juga memiliki nilai seni dan makna simbolik yang tinggi.

Selain ukir kayu, di Jepara juga memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Salah satu potensi yang sedang berkembang di Jepara adalah batik. Jepara sendiri memiliki beberapa industri batik yang tersebar di desa-desa, seperti industi Batik Milik Batik Baladewa Jepara.

Industri-industri tersebut di atas mengusung budaya atau keberagaman yang ada pada daerah Jepara yaitu dengan menggunakan ragam hias ukiran
Jepara, hal inilah yang membuat batik Jepara berbeda dan spesial dari batik-batik yang lain.

Bentuk-bentuk motifnya yaitu motif lung-lungan (motif berlengkok-lengkok), ulir, flora dan fauna. Dimana diketahui ukiran Jepara merupakan salah satu ukiran yang sangat terkenal dan memiliki perjalanan historis yang sangat panjang. Demikian juga dengan batiknya yang memiliki perjalanan historis sangat panjang, diperkirakan sudah ada sejak dahulu tapi sempat menghilang dari peradaban dan sekarang sudah mulai dirintis kembali.


Komentar (1)